Selamat datang di blog Aulia.

Scrolling Glitter Text GeneratorScrolling Glitter Text GeneratorScrolling Glitter Text GeneratorScrolling Glitter Text GeneratorScrolling Glitter Text GeneratorScrolling Glitter Text GeneratorScrolling Glitter Text GeneratorScrolling Glitter Text GeneratorScrolling Glitter Text GeneratorScrolling Glitter Text GeneratorScrolling Glitter Text GeneratorScrolling Glitter Text GeneratorScrolling Glitter Text GeneratorScrolling Glitter Text GeneratorScrolling Glitter Text GeneratorScrolling Glitter Text Generator

Minggu, 20 April 2008

Psikologi Pendidikan

A. Pengertian

1. Psikologi

Adalah ilmu yang mempelajari gejala-gejala kejiwaan yang dapat dilihat melalui tingkah laku.

2. Pendidikan menurut para ahli

a. Menurut Jhon Dewey

Adalah proses pembentukan kecakapan-kecakapan fundamental secara intelektual, emosional ke arah alam manusia.

b. Menurut Ruseu

Adalah memberikan pembekalan yang tidak ada pada masa kanak-kanak, akan tetapi dibutuhkan waktu dewasa.

c. Menurut Riarkara

Adalah kemanusiaan manusia muda atau pengangkatan manusia muda ke arah insani.

d. Menurut Ahmad Manimba

Adalah bimbingan, atau pimpinan secara sadar oleh si pendidik terhadap perkembangan jasmani dan rohani si terdidik menuju terbentuknya kepribadian yang utama.

Psikologi Pendidikan

Adalah ilmu pengetahuan yang mempelajari tingkah laku-tingkah laku yang terjadi dalam proses pendidikan.

Faktor-faktor Pendidikan

Menurut Sutari Imam Barnadib, ada 4 macam :

a. Tujuan yang hendak dicapai

b. Subjek (pendidik dan anak didik yang melakukan pendidikan)

c. Lingkungan

d. Alat-alat tertentu untuk mencapai tujuan.

Tujuan Pendidikan Nasional dalam UU No. 2, adalah :

“ Mencerdaskan pendidikan bangsa dan mengembangkan manusia seutuhnya yaitu manusia yang beriman dan bertaqwa kepada Tuhan Yang Maha Esa serta berbudi luhur kepada Tuhan Yang Maha Esa yang memiliki keterampilan, pengetahuan, kesehatan dan memenuhi rasa tanggung jawab ke masyarakat dan kebangsaan serta membentuk manusia Indonesia yang Pancasilais Utuh (Paripurna)”.

Tujuan dan peran lembaga pendidikan

1. Lembaga pendidikan keluarga berfungsi :

a. Pengalaman pertama pada kanak-kanak

b. Menjamin kehidupan emosional

c. Menanamkan dasar-dasar pendidikan dan moral

d. Meletakkan dasar-dasar keagamaan.

2. Lembaga pendidikan sekolah berfungsi :

a. Diselenggarakan secara khusus dan dibagi atas jenjang yang memiliki hubungan hirarkis.

b. Usia anak didik di suatu jenjang pendidikan suatu relatif homogen.

c. Waktu pendidikan relatif lama sesuai dengan program pendidikan yang harus disesuaikan.

d. Materi/visi pendidikan lebih banyak bersifat akademis/umum.

e. Adanya penekanan tentang kualitas pendidikan sebagai jawatan terhadap kebutuhan yang akan datang.

3. Lembaga pendidikan masyarakat:

a. Diselenggarakan dengan sengaja di sekolah

b. Peserta umum, mereka yang tidak sekolah

c. Tidak mengenal jenjang dan program pendidikan jangka waktu tertentu.

d. Peserta tidak perlu homogen

e. Ada waktu belajar dan metode formal melalui yang sistematis

f. Isi pendidikan bersifat praktis dan khusus

g. Keterampilan kerja sangat diketatkan sebagai jawaban terhadap kebutuhan peningkatan tarap hidup.

B. Guru Taman Kanak-kanak

Guru adalah penerus kebudayaan dari segi tugas subjek pendidik, adalah partisipan orang tua. Partisipan merupakan peserta lebih tepat dari pembantu. Tekanan tugasnya ialah membina dan mengisi intelek, meskipun ia juga harus berurusan dengan fungsi lain dari integritas manusia. Guru-guru dengan tugas membina fungsi intelek tidak boleh mengabaikan atau tidak melihat integritas itu.

Tugas guru adalah memandaikan, menyampaikan ilmu pengetahuan dan kepandaian yang biasa diterima oleh intelek, tapi ia juga harus menjaga supaya pandai/pintar itu tidak semata-mata pintar tetapi ia juga harus menjadikan pintar yang baik dan juga berguna.

Guru sebagai kesatuan menjadi lembaga yang umumnya disebut team guru-guru di dalam sekolah. Team guru-guru adalah lembaga subordinatif dari lembaga sekolah, namun sekolah biasa diidentifikasikan dengan guru-gurunya.

Guru sebagai suatu team amat penting karena team itu sendiri dapat berwibawa mengatasi wibawa oknum guru-gurunya, biarpun direkturnya. Guru-guru harus menjaga wibawa team dan itu berarti menjaga “image” sekolah dalam pendidikan, bahwa guru mempunyai kebebasan yang besar dalam tugas-tugasnya, sehingga guru-guru itu tidak berfungsi dengan baik.

Para guru memandang teori Pioget dapat dipakai sebagai dasar pertimbangan guru dalam menyusun struktur dan urutan mata pelajaran di dalam kurikulum. Hunt (1964) mempraktekkan di dalam program pendidikan TK yang menekankan pada perkembangan sensori motoris dan pre-operasional. Poel (1964) di dalam mengajar berhitung.

Yang penting guru harus mengerti alam pikiran anak apalagi anak TK yang baru tumbuh dalam masa kanak-kanak, bahwa anak TK akan lain dengan anak lulusan SD.

Guru harus meneliti bahasa siswa dengan seksama untuk memahami kualitas berfikir anak di dalam kelas. Mengenai hubungan antara tingkat perkembangan konseptual anak dengan bahan pelajaran yang kompleks menunjukkan bahwa guru harus memperhatikan apa yang harus diajarkan dan bagaimana mengajarkannya. Jadi guru harus dapat menguasai perkembangan kognitif anak dan menentukan jenis kemampuan yang dibutuhkan oleh anak untuk memahami bahan pelajaran itu.

C. Peranan Psikolog Pendidikan Bagi Guru-guru TK.

Sangat penting karena apabila guru tidak tahu/tidak mengerti apa itu psikologi pendidikan, maka guru akan sulit menghadapi anak dalam kegiatan belajar mengajar.

Dalam mengajar guru harus tahu sifat dan watak anak didiknya, kalau guru tidak tahu maka ia akan sulit menghadapi anak dalam KBM.

Mengajar yang baik bukan sekedar persoalan teknik. Teknik dan metodologi belajar saja untuk menjaga disiplin kelas, guru sering bertindak otoriter. Nasihat yang sering diberikan, misalnya agar guru bersikap tenang pada saat permulaan.

Dalam hal ini murid mempunyai kesan bahwa ia berurusan dengan guru satu persatu. Murid-murid bisa membanding-bandingkan guru satu dengan guru lainnya dan pada waktu tertentu dapat mengadu dombanya karena ada guru yang pandai menarik hati murid, adapula yang dianggap keja.

Ada beberapa pengajaran yang telah berlaku dalam beberapa generasi :

1) Guru harus bersikap tenang, tak berlebih-lebihan dan dingin dalam menghadapi setiap situasi. Tidak boleh kehilangan akal, marah sekali ataupun menunjukkan kegembiraan yang berlebih-lebihan. Dia harus netral terhadap segala masalah, dan tidak menunjukkan pendapat pribadinya.

2) Guru harus dapat menyukai siswa-siswanya secara adil. la tidak boleh membenci dan memarahi siswa-siswanya.

3) Guru harus memperlakukan siswa-siswanya secara sama, tanpa memperdulikan watak-watak individual siswa.

4) Guru harus mampu menyembunyikan perasaannya, meskipun terluka hatinya, ia harus tidak menunjukkannya, terutama dihadapan siswa-siswanya yang masih muda.

5) Guru diperlukan oleh siswa-siswanya, karena siswa-siswanya belum dapat bekerja sendiri dan bertanggung jawab atas kegiatan belajar mereka sendiri di kelas.

6) Guru harus dapat menjawab semua pertanyaan yang disampaikan oleh siswa-siswanya.

Hal ini menimbulkan pengertian salah tentang guru, sehingga guru menghindarkan situasi ini dengan tidak mau mengakui kesalahannya atau ketidaktahuannya.

Sesungguhnya guru adalah makhluk biasa. Guru sejati bukanlah makhluk yang berbeda dengan siswa-siswanya. la bukan makhluk yang serba hebat. la harus dapat berpartisipasi di dalam semua kegiatan yang dilakukan oleh siswa-siswanya dan yang dapat mengembangkan rasa persahabatan secara pribadi dengan siswa-siswanya dan tidak merasa perlu merasa kehilangan kehormatan karenanya. Rasa was-was, takut dalam keadaan tertentu adalah hal yang wajar.

Peranan sebagai pendidik memang tidak selalu waktu aktif dan aktuil. Ada syarat-syarat untuk dapat berperan sebagai pendidik. Syarat materiil dan syarat formil.

Syarat materiil ialah sikap jiwa sebagai pendidik: kesadaran subjek, sebagai apa dan siapa dia, dan dengan kekuatan batin menunjukkan pengaruhnya kepada anak didik, menyampaikan tindakan dan pengarahan jiwa ke arah tujuan. Dan itu harus beresonansi dengan jiwa si anak.

Memang mendidik itu adalah suatu yang sulit dan halus. Pendidik dihapkan mampu seolah meraba hatinya sendiri dan hati anak didiknya. Kontak riil ini adalah suatu hubungan yang objektif terlepas dari keadaan-keadaaan subjektif. Proses pertama menurut istilah biasa ialah adanya kasih sayang di mana jiwa dengan jiwa itu beresonansi. Kasih sayang memang menghendaki pemurnian yang halus dari unsur-unsur dan sifat-sifat yang merosot dari pihak pendidik. Memang merupakan suatu kesulitan bagi pendidik untuk memurnikan jiwanya sendiri dari sifat-sifat dan kebiasaan-kebiasaan yang merosot yang menyebabkan ia mengalami gangguan untuk maju dalam proses pendidikannya.

Itulah sebabnya diatas dikatakan bahwa tidak selalu dapat dipelihara peranan sebagai pendidik itu terus menerus. Tetapi dengan penyadaran diri dan introspeksi akhirnya kita secara halus akan mengetahui situasi-situasi, moment-moment, saat-saat seorang menjadi merosot kepribadiannya dari niveue (lapis) human turun ke niveau animal (catatan : diri manusia ini mengandung di dalamnya 5 lapis yang tetap jalan/ bergerak) :

1) Lapis anorganis = benda mati yaitu isi perut yang menjaga keseimbangan.

2) Lapis vegetatif = tumbuh-tumbuhan, yaitu zat-zat dan badan kita yang tumbuh terus, sehingga badan diri kita setahun yang lampau umpamanya, bukanlah diri kita (badan kita) waktu kini.

3) Lapis animal, di mana kita dikuasai oleh gerak-gerak otomatis yang tak disadari.

4) Lapis human, di mana gerak-gerik itu disenter oleh lampu jiwa yang menyadari, menerangi, mengukur dan menilai (konsientia, insan kamil, hati nurani).

5) Lapis absolut, yaitu kesadaran yang lebih luas, yang menembus keluasan yang tidak hanya bersifat lingkungan terbatas.

Di sinilan peranan yang paling sulit dari pada jiwa seorang pendidik. Praktis ia sebetulnya juga harus mendidik diri, harus conscientious, untuk bisa secara konsisten menjaga kondisi kemurnian jiwa yang bisa memberi pengaruh positif secara pedagogis.

Syarat-syarat formil ialah kedudukan-kedudukan yang di dalamnya telah terkandung fungsi mendidik. Adalah suatu diskrepansi (ketidak-kelopan) antara syarat formil dan syarat materiil, bila kita melihat pengaruh-pengaruh pedagogis itu antara pendidik dan anak didik tidak cocok atau malah terbalik.

Kemunafikan inilah yang membawa banyaknya kesulitan-kesulitan pendidikan. Namun hal itu adalah wajar, bukan untuk menghibur diri, tapi untuk secara berangsur-angsur memperbaiki diri sebagai pendidik.

KESIMPULAN

Psikologi pendidikan adalah ilmu yang mempelajari tingkah laku-tingkah laku yang terjadi di dalam pendidikan.

Peranan psikologi bagi guru TK itu sangat penting karena tanpa mempelajari Psikologi Pendidikan, guru akan sulit dalam melaksanakan Kegiatan Belajar Mengajar (KBM) dan guru akan sulit menghadapi anak dan sulit untuk mengendalikan dirinya sendiri. Maka dari itu guru TK itu harus tahu apa itu psikologi dan psikologi pendidikan serta guru harus tahu manfaat dalam mempelajari psikologi pendidikan.

Guru adalah orang tua kedua dalam sekolah. Tugas guru adalah memandaikan, menyampaikan ilmu pengetahuan dan kepandaian yang bisa diterima oleh anak didiknya. Di dalam kelas guru harus bersikap tenang dan lemah lembut karena yang diajar adalah anak TK. Bila guru mengajar dengan sikap otoriter, maka anak akan menilai dan memilih mana guru yang dianggapnya baik dan guru yang kejam anak akan menghindar.

www.siaksoft.net/index.php?option=com_content&task=view&id=2482&Itemid=101- 31k -

Tidak ada komentar: