Teori dan pemikiran Aristoteles
Aristoteles lahir di Stageira pada tahun 384 s. M dan meninggal dunia pada tahun 322 s. M, ia mencapai umur 63 tahun. Ayahnya bernama Machaon, adalah seorang dokter. Sedari kecil, Aristoteles mendapat asuhan dari ayahnya. Maka Aristoteles banyak mendapat pelajaran ilmu-ilmu alam terutama ilmu biologi dari ayahnya. Setelah ayahnya wafat, ia pergi ke Atena dan belajar pada Plato di Akademia, 20 tahun lamanya Aristoteles menjadi murid Plato. Dari Plato mendapatkan ilmu filosofi, yaitu tentang Idea. Maka ilmu alam yang dimiliki Aristoteles mempengaruhi pandangan ilmiah dan pandangan filosofinya. Ia mengakui hakikat segala sesuatu bukan pada keadaan bendanya, tapi pada pengertian adanya. Idea itu tidak terlepas dari sesuatu yang nyata.
Pemikiran Aristoteles lebih realis dari pemikiran Plato yang selalu didasarkan pada sesuatu yang abstrak. Aristoteles berfikir tentang segala sesuatu yang konkrit atau nyata. Lalu mengumpulkan fakta-fakta dan di susun menurut jenis atau sifatnya dalam suatu sisitim. Setelah itu dihubungkan satu dengan yang lainnya. Tetapi buku-buku yang dikarangnya hnaya membahas permasalahn itu satu-satu, termasuk permasalahan tentang etika dan negara.
Etika
Etika Aristoteles hampir sama dengan Sokrates dan Plato, tujuannya yaitu untuk mencapai kebahagiaan dalam kehidupan, menuju kepada kebaikan yang dicapai oleh manusia sesuai dengan jenis laki-laki atau perempuan, dearjat, kedudukan maupun pekerjaannya. Mencapai kebaikan untuk kebahagiaan.
Untuk mencapai kebahagiaan haruslah memiliki budi pikiran dan budi pekerti yang baik, maka etikalah yang mendidik manusia untuk memiliki sikap atau perbuatan yang pantas. Budi pikiran pada manusia yaitu, kebijaksanaan, kecerdasan, dan pendapat yang sehat. Menurut Aristoteles, sikap yang baik harus berada diantara sikap yang buruk, yaitu sikap berani antara pengecut dan nekat, suka memberi antara kikir dan boros, rendah hati antara berjiwa lembut dan sombong, dan hati terbuka antara pendiam dan banyak bicara. Maka manusia perlu memiliki budi yang baik agar bisa menguasai diri. Menurut Aristoteles, keadilan dan persahabatan adalah budi yang menjadi dasar hidup bersama dalam keluarga dan negara.
Negara
Menurut Aristoteles, etika baru akan sempurna dilakukan di dalam Negara, karena jika dilakukan sendiri-sendiri tidak akan terlakasana dengan baik, karena manusia adalah makhluk sosial. Hubungan manusia dengan Negara adalah sbagian untuk seluruh. Negara bertujuan untuk mencapai keselamatan bagi penduduknya. Kewajiban Negara yaitu mendidik rakyat untuk berpendirian tetap, berbudi baik dan berusaha dengan sebaik-baiknya. Aristoteles berpendapat, ada tiga macam bentuk tata Negara.
1.Monarki atau basileia
2.Aristokrasi, yaitu pemerintahan oleh orang-orang yang sedikit jumlahnya.
3.Politeia atau menurut etika Aristoteles disebut “timokrasi” yaitu pemerintahan berdasarkan kekuasaan seluruh rakyat, yang sekarang disebut “demokrasi”
Menurut Aristoteles, demokrasi lebih rendah dari aristokrasi, karena rakyat mudah ditipu, maka hak memilih lebih baik dibatasi hanya untuk orang-orang yang pandai saja. Yang lebih baik yaitu gabungan antara aristokrasi dan demokrasi.
Filasafat Skolastik
Kata skolastik berasal dari kata school yaitu sekolah (pendidikan). Sejak gereja (agama keristen) berkuasa, peranan filsafat sangat kecil. Pada saat itu, pendidikan diserahkan pada tokoh-tokoh gereja yang dikenal dengan “The Scholstics”, maka masa ini disebut denagn masa skolastik. Para fillsuf aliran skolastik menerima doktrin gereja sebagai pandangan filosofisnya, dengan memberikan pembenaran apa yang diterima dari gereja secara rasional.
Masa skolastik terbagi menjadi tiga periode :
1. Periode skolastik awal (800-1200)
Tokoh Filsuf skolastik awal yaitu :
Peter Abaelardus (1079-1180), berpendapat bahwa akal dapat menundukkan kekuatan iman. Iman harus lebiih dulu dari pada akal. Apa yang telah disetujui atau diterima oleh akal. Apa yang telah disetujui atau diterima oleh akal harus diterima.
2. Periode skolastik puncak (1203-1280)
Masa skolastik merupakan masa kejayaan skolastik, masa ini juga disebut juga masa berbunga, tokohnya yaitu :
Albertus Magnus (1203-1280), ia adalah guru Thomas Aquinas, ia mengajarkan filsafat Aristoteles. Dalam pandangan – pandangan filsafat Aristoteles disamakan dengan ajaran keristen, maka filsafat Aristoteles tidak berbahaya untuk iman kaum keristen, mereka sengaja menghilangkan unsur-unsur dari Ibnu Rusyd dengan menerjemahkan langsung kebahasaan latinnya.
Thomas Aquinas (1225-1274), lahir di Roccasecca Italia. Ayahnya ialah pangeran Landruf dan Aquino, orangtuanya adalah orang keristen katolik yang saleh. Thomas dikirim belajar ke Universitas Paris, ia belajar selama tiga tahun (1245-1248). Disini ia berkenalan dengan Albertus Magnus. Thomas Aquinas telah menerima pemikiran Aristoteles sebagai otorotas tertinggi tentang pemikiran yang logis dari Albertus Magnus. Menurut pendapatnya, semua kebenaran berasal dari Tuhan. Kebenaran diungkapkan dengan jalan yang berbeda, sedangkan Iman berjalan diluar jangkauan pemikiran. Thomas Aquianas berhasil membuktikan bahwa ajaran Aristoteles sangat mepengaruhi seluruh perkembangan skolastik, dengan menerbitkan sebuah buku “Summa Theologiae”.
3. Periode skolastik akhir (1300-1450)
Skolastik akhir ditandai dengan rasa jemu terhadap filsafat sebagai dasar dari pemikiran, sehingga terjadi stagnasi, tokohnya yaitu:
• William Ockham (1285-1349), William Ockham adalah seorang pastur Ordo Fransiskus berkebangsaan Inggris dan seorang filsuf dari Ockham desa kecil, di surrey. Menurut pendapatnya, pikiran manusia hanya dapat mengatakan barang-barang atau kejadian-kejadian individual. Konsep-konsep atau kesimpulan – kesimpulan umum tentang alam hanya merupakan abstraksi buatan tanpa kenyataan. Pemikiran yan demikian dapat dilalui hanya melalui intuisi bukan melalui logika. Ia membantah anggapan skolastik bahwa logika dapat membuktikan doktrin teologis.
• Nicolas Cusasus (1401-1464), Nicolas berpendapat, ada dua cara untuk mengenal filsafat lewat indera, yaitu akal dan intuisi. Dengan akal kita akan mendapatkan bentuk-bentuk pengertian yang abstrak berdasarkan pada sajian atau tangkapan indera. Dengan intuisi inilah diharapkan akan sampai pada kenyataan, yaitu suatu tempat dimana segala sesuatu bentuknya menjadi larut, yaitu Tuhan.
Pemikiran Nicolaus ini sebagai upaya mempersatukan seluruh pemikiran abad pertengahan, yang dibuat ke suatu sintesis yang lebih luas. Sintesis ini tersirat suatu pemikiran para humanis.
Zaman Renaissance
Zaman renaissance muncul setelah abad pertengahan terakhir pada abad ke-15. secara etimologi Renaissance berasal dari bahasa Latin yaitu kata -re berarti kembali dan naitre berarti lahir. Maka kata Renaissance dapat diartikan sebagai masa peralihan antara abad pertengahan ke abad modern yang ditandai dengan lahirnya berbagai kreasi baru yang diilhami oleh kebudayaan Eropa Klasik (Yunani dan Romawi) yang lebih bersifat duniawi.
Menurut pendapat para ahli sejarah, Renaissance awalnya dimulai di Italia. Hal ini disebabkan narena setelah runtuhnya Romawi Barat tahun 476M, Italia mengalami kemunduran, kota-kota pelabuhan menjadi sepi. Selama abad 8-11 perdagangan di laut Tengah dikuasai oleh pedagang muslim. Renaissance berkembang akibat pengaruh dari kaum borjuis juga karena peranan golongan Humanisme. Golongan Humanisme adalah sekelompok orang yang mengabdikan hidupnya untuk mempelajari dan mendalami buku-buku karya Pusataka Klasik antara lain buah pikiran Sokrates, Plato dan para filsuf Yunani yang lain. Kaum Humanis terdiri dari sastrawan, seniman, ahli agama/teologi. guru kaum borjuis, orator (ahli pidato) dan sebagainya.
Tokoh-tokohnya dari Italia yaitu :
Leonardo da Vinci (15 April1452-2 Mei 1519)
Leonardo Lahir di kota Vinci, propinsi Firenze, Italia. Ayahnya bernama Ser Piero Da Vinci dan Ibunya bernama Caterina. Leonardo adalah seorang arsitek, musisi, pencipta, pematung, dan pelukis Renaisans Italia. Ia digambarkan sebagai arketipe "manusia Renaisans" dan sebagai jenius universal. Pada usia muda, beliau sudah belajar malukis pada Andre del Verrocchio dan mulai melukis di Firenze.
Dalam hidupnya Leonardo sangat tertarik pada ilmu pengetahuan. Ia mulai mempelajari burung terbang dan mulai merancang mesin terbang. Pemikirannya itu terdapat dalam buku catatannya sebanyak 7.000 halaman. Di dalam buku itu juga terdapat sketsa tentang studi tubuh manusia. Pada zaman itu, anatomi tubuh manusia tak lebih dari sekedar kira-kira, karena siapapun dilarang keras membedah jenazah. Dengan kenekatannya mencuri kesempatan membedah tubuh orang mati, dan di kemudian hari tindakannya ini memberikan kontribusi yang sangat besar bagi dunia kedokteran.
Mahakaryanya yaitu jamuan terakhir (The Last Supper) pada tahun 1495-1497 dilukis pada dinding biara Santa Maria di Milan. Lukisan terkenal lainnya adalah Monalisa yang kini terdapat dimusium Louvre Paris.
Michelangelo Buanorroti (6 Maret 1475-18 Februari 1519)
Michaelangelo adalah seorang pelukis, pemahat, pujangga dan arsitek zaman Renaissance, ia terkenal dengan sumbangannya studi anatomi di dalam Seni rupa. Karyanya yang terbaik adalah patung David, Pieta dan, Fresko di langit-langit Sistine’s Chapel. Patung Pieta adalah sebuah patung marmer yang terletak di Basilika Santo Petrus di Roma, Italia. Patung itu menggambarkan tubuh Yesus di pelukan ibunya yaitu Maria, setelah penyaliban Yesus.
Tokoh dari Belanda, yaitu :
Niccolo Machiavelli (3 Mei 1469-21 Juni 1527)
Machiavelli lahir tahun 1469 di Florence, Italia. Ayahnya, seorang ahli hukum, tergolong anggota famili terkemuka, tetapi tidak begitu berada. Selama masa hidup Machiavelli berada pada saat puncak-puncaknya Renaissance Italia. Machiavelli adalah seorang diplomat dan politikus Italia dan juga seorang filsuf. Pada umur 29 tahun, Machiavelli memperoleh kedudukan tinggi di pemerintahan sipil Florence. Selama empat belas tahun sesudah itu dia mengabdi kepada Republik Florentine dan terlibat dalam pelbagai missi diplomatik atas namanya, melakukan perjalanan ke Perancis, Jerman,.
Tahun 1512, Republik Florentine digulingkan dan penguasa Medici kembali memegang kekuasaan, Machiavelli dipecat dari posisinya, dan di tahun berikutnya dia ditahan atas tuduhan terlibat dalam komplotan melawan penguasa Medici. Dia disiksa tetapi tetap bertahan menyatakan tidak bersalah dan akhirnya dibebaskan pada tahun itu juga. Sesudah itu dia pensiun dan berdiam di sebuah perkebunan kecil di San Casciano tidak jauh dari Florence.
Selama empat belas tahun sesudah itu, dia menulis beberapa buku, dua diantaranya yang paling masyhur adalah The Prince, (Sang Pangeran) ditulis tahun 1513, dan The Discourses upon the First Ten Books of Titus Livius (Pembicaraan terhadap sepuluh buku pertama Titus Livius). Diantara karya-karya lainnya adalah The art of war (seni berperang), A History of Florence (sejarah Florence) dan La Mandragola (suatu drama yang bagus, kadang-kadang masih dipanggungkan orang). Tetapi, karya pokoknya yang terkenal adalah The Prince (Sang Pangeran), mungkin yang paling brilian yang pernah ditulisnya dan memang paling mudah dibaca dari semua tulisan filosofis. Mchiavelli menikah dan punya enam anak. Dia meninggal dunia tahun 1527 pada umur 58.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar